Wednesday, June 1, 2011

Oh... Bunda

Sebuah kisah lama yang patut dibaca dan direnungkan berkali- kali betapa baiknya ibunda kita, bagaimana besarnya pengorbanan ibunda kita dstnya

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain.
Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh
sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah kotak kecil.
Di dalam kotak hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. "Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi". Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik.

---

Sahabat-sahabat yang masih punya Ibu di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera cium tangan beliau berbaktilah kepadanya. Selagi masih ada waktu ya.

Terimakasih telah membaca...

Salam Motivasi...!

Oh... Bunda

Sebuah kisah lama yang patut dibaca dan direnungkan berkali- kali betapa baiknya ibunda kita, bagaimana besarnya pengorbanan ibunda kita dstnya

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain.
Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh
sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah kotak kecil.
Di dalam kotak hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. "Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi". Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik.

---

Sahabat-sahabat yang masih punya Ibu di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera cium tangan beliau berbaktilah kepadanya. Selagi masih ada waktu ya.

Terimakasih telah membaca...

Salam Motivasi...!

Cerita Motivasi Tentang Rokok

Sahabat LH sekalian, Ladang-Hijau kali ini ingin memberikan motivasi bagi Anda yang mungkin saat ini menjadi perokok berat dan ingin berhenti tetapi tidak bisa, melalui kisah ini mungkin dapat membantu.

Cerita kali ini adalah kisah nyata dari Mas Evan, yang telah berhenti dari kebiasaan rokoknya.

Semoga menjadi inspirasi bagi anda yang masih dalam perjuangan menghentikan kebiasaan merokok.

~~~

Sy dulu perokok berat, dari SMP sampai umur 24 thn. Kecanduan rokok mencapai puncaknya saat sy mulai bekerja, semua teman2 di kantor perokok. 1 hari bisa sampai 3 bungkus sy habiskan.

Suatu hari sy iseng2 menghitung uang yg sdh sy keluarkan utk rokok dlm 1 bln. MasyaAllah, utk rokok saja sy sdh menghabiskan 1/2 dr gaji sy 1 bln. Klo sy perhitungkan lg, sy sdh membakar uang sy seharusnya bisa berguna utk yg lain. Memang belum ada tanda2 efek negatif rokok tsb bagi kesehatan sy.

Kemudian sy putuskan utk berhenti. Awalnya sangat sulit sekali, selain sdh ketagihan, lingkungan rumah & kantor yg semuanya di hiasi dgn asap rokok. Kemudian sy punya suatu trik yg lumayan bisa menekan keinginan sy. Sy memiliki keinginan utk membeli mobil dgn menabung. Dengan tekad itulah sy menipu hasrat ingin merokok sy yg ternyata berhasil. Hingga sekarang tepatnya 2 thn, alhamdulillah sy dpt berhenti total. Dan alhamdulillah lg, mobil pun dpt terbeli dr uang yg dulu utk membeli rokok, walaupun mobil scond...hehe...

Dan bukan itu saja, dgn trik tsb, bapak sy yg sdh merokok lebih dr 30 thn dpt berhenti TOTAL... Sy juga tak sengaja berkata saat beliau bertanya :
"ngapain kamu berhenti? Mau naik haji kah?"
mendengar hal tersebut sy tersenyum dan menjawab:
"kenapa tidak, coba bapak hitung duit yg sdh bapak bakar utk rokok",
bliau menjawab "rejeki ada aja datangnya"
Lalu saya jawab "Klo umur? Ada tambahan ga? Masih pengen liat cucu apa tdk?". Dan dari situ bapak terdiam, dan ternyata diam2 bliau menghitung juga. Hehe... Alhamdulillah, tdk lama kemudian bapak berhenti TOTAL.

Wow... Sy pun tdk percaya hingga sekarang sy & bapak sy tdk pernah menyentuh rokok, bahkan bapak sy marah kalau di tempat kerjanya ada yg merokok, kata bliau mual bila mencium bau asap rokok.

Alhamdulillah, dengan trik tsb, sy bisa mengajak 2 orang teman kantor sy yg notabenenya adlh perokok berat utk berhenti merokok. Dan bapak sy dpt mengajak 3 orang temannya utk berhenti merokok...

Bagaimana dengan anda???

Selamat mencoba trik tersebut ya....

NB:
Alhamdulillah, bapak saya dapat menyumbang ONH orang tuanya (nenek sy) dari perhitungan tsb. Uang tsb adlh uang yg dulunya utk membeli rokok yg saat bliau berhenti di niatkan utk ONH (nenek sy)...

(Author : Evan)

Terimakasih telah membaca,

Salam Motivasi.

Cerita Motivasi Tentang Rokok

Sahabat LH sekalian, Ladang-Hijau kali ini ingin memberikan motivasi bagi Anda yang mungkin saat ini menjadi perokok berat dan ingin berhenti tetapi tidak bisa, melalui kisah ini mungkin dapat membantu.

Cerita kali ini adalah kisah nyata dari Mas Evan, yang telah berhenti dari kebiasaan rokoknya.

Semoga menjadi inspirasi bagi anda yang masih dalam perjuangan menghentikan kebiasaan merokok.

~~~

Sy dulu perokok berat, dari SMP sampai umur 24 thn. Kecanduan rokok mencapai puncaknya saat sy mulai bekerja, semua teman2 di kantor perokok. 1 hari bisa sampai 3 bungkus sy habiskan.

Suatu hari sy iseng2 menghitung uang yg sdh sy keluarkan utk rokok dlm 1 bln. MasyaAllah, utk rokok saja sy sdh menghabiskan 1/2 dr gaji sy 1 bln. Klo sy perhitungkan lg, sy sdh membakar uang sy seharusnya bisa berguna utk yg lain. Memang belum ada tanda2 efek negatif rokok tsb bagi kesehatan sy.

Kemudian sy putuskan utk berhenti. Awalnya sangat sulit sekali, selain sdh ketagihan, lingkungan rumah & kantor yg semuanya di hiasi dgn asap rokok. Kemudian sy punya suatu trik yg lumayan bisa menekan keinginan sy. Sy memiliki keinginan utk membeli mobil dgn menabung. Dengan tekad itulah sy menipu hasrat ingin merokok sy yg ternyata berhasil. Hingga sekarang tepatnya 2 thn, alhamdulillah sy dpt berhenti total. Dan alhamdulillah lg, mobil pun dpt terbeli dr uang yg dulu utk membeli rokok, walaupun mobil scond...hehe...

Dan bukan itu saja, dgn trik tsb, bapak sy yg sdh merokok lebih dr 30 thn dpt berhenti TOTAL... Sy juga tak sengaja berkata saat beliau bertanya :
"ngapain kamu berhenti? Mau naik haji kah?"
mendengar hal tersebut sy tersenyum dan menjawab:
"kenapa tidak, coba bapak hitung duit yg sdh bapak bakar utk rokok",
bliau menjawab "rejeki ada aja datangnya"
Lalu saya jawab "Klo umur? Ada tambahan ga? Masih pengen liat cucu apa tdk?". Dan dari situ bapak terdiam, dan ternyata diam2 bliau menghitung juga. Hehe... Alhamdulillah, tdk lama kemudian bapak berhenti TOTAL.

Wow... Sy pun tdk percaya hingga sekarang sy & bapak sy tdk pernah menyentuh rokok, bahkan bapak sy marah kalau di tempat kerjanya ada yg merokok, kata bliau mual bila mencium bau asap rokok.

Alhamdulillah, dengan trik tsb, sy bisa mengajak 2 orang teman kantor sy yg notabenenya adlh perokok berat utk berhenti merokok. Dan bapak sy dpt mengajak 3 orang temannya utk berhenti merokok...

Bagaimana dengan anda???

Selamat mencoba trik tersebut ya....

NB:
Alhamdulillah, bapak saya dapat menyumbang ONH orang tuanya (nenek sy) dari perhitungan tsb. Uang tsb adlh uang yg dulunya utk membeli rokok yg saat bliau berhenti di niatkan utk ONH (nenek sy)...

(Author : Evan)

Terimakasih telah membaca,

Salam Motivasi.

KOPLAK! Begini Nih Akibatnya Jika Pulang Terakhir dari Warnet

Ampun deh bro..
gw gak bakal pulang terakhir lagi dari warnet
nyesel senyesel-nyeselnya...!!!


sendal kesayangan gw jadi kya gitu

muke gile yang nuker tuh sendal.. :(

sumber :http://www.taukahkamu.com/2011/05/koplak-kapok-dah-begini-nih-akibatnya.html

KOPLAK! Begini Nih Akibatnya Jika Pulang Terakhir dari Warnet

Ampun deh bro..
gw gak bakal pulang terakhir lagi dari warnet
nyesel senyesel-nyeselnya...!!!


sendal kesayangan gw jadi kya gitu

muke gile yang nuker tuh sendal.. :(

sumber :http://www.taukahkamu.com/2011/05/koplak-kapok-dah-begini-nih-akibatnya.html

Kesuksesan Tidak Selalu Menular

Headline
Kesuksesan bukan sesuatu yang menular. Penelitian terbaru justru menunjukkan bahwa melihat kesuksesan orang lain justru membuat kita tidak termotivasi untuk berhasil.

Grainne Fitzsimons dari Duke University menjelaskannya dalam penelitiannya yang dipublikasikan Journal of Experimental Social Psychology.

Penelitian ini mengubah cara pandang kita akan kesuksesan orang lain, terutama di lingkungan kerja. Jika ada karyawan yang sukses dan menunjukkan kinerja yang baik, hal itu justru membuat rekan-rekan kerjanya yang lain jadi tidak termotivasi untuk jadi baik.

Peneliti melakukan studi dengan membagi kelompok menjadi empat tim. Tim pertama harus main teka-teki silang dan dirancang untuk berhasil memecahkannya, dan tim kedua mengamati permainan yang berhasil tersebut.

Sedangkan tim ketiga memainkan permainan yang sama, namun gagal. Dan tim keempat mengamati permainan yang gagal itu.

Setelah itu kedua tim pengamat diminta menyelesaikan teka-teki mereka sendiri. Semua proses itu direkam kamera, dan hasilnya menunjukkan bahwa tim yang melihat keberhasilan ternyata cenderung gagal dalam menyelesaikan permainan, ketimbang tim yang melihat kegagalan.

“Kita cenderung tidak berusaha banyak jika telah melihat orang lain berhasil,” ujar peneliti, Kathleen McCulloch dari Idaho State University.

"Sebaliknya jika kita melihat orang lain gagal, keinginan kita untuk berhasil jadi lebih besar. Sehingga kita cenderung berusaha lebih keras,” tambahnya.